PROPOSAL
INOVASI
PRODUK KERAJINAN GERABAHKUTURAN
DESA
PEJATEN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN
Komang
Adiputra
201621008
PROGRAM
STUDI PENGKAJIAN SENI PASCA SARJANA
INSTITUT
SENI INDONESIA
DENPASAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tradisi pembuatan seni kerajinan gerabah
merupakan tradisi yang termasuk tua dalam perkembangan kebudayaan manusia. Manusia mulai mengenal seni kerajinan sejak
dikenal tradisi bercocok tanam. Hasilnya berkisar pada bentuk-bentuk perkakas
dan perlengkapan dapur seperti tungku, periuk, kendi, gentong, cobek,
jambangan, dan lain-lain dalam ukuran besar maupun kecil.
Seiring dengan perkembangannya, produk
seni kerajinan gerabah masih bertahan sampai sekarang, bahkan para perajin
melakukan kegiatannya di setiap rumah. Gerabah sebagai hasil dari aktivitas
hidup merupakan warisan nenek moyang untuk perlengkapan alat rumah tangga yang
fungsinya terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan manusia
itu sendiri. Bermula dari pembuatan benda-benda yang diciptakan manusia untuk
kepentingan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Produk yang dihasilkan pun bermacam-macam mulai daribentuk yang sangat
sederhana berupa peralatan rumah tangga hingga bentuk yang sangat rumit dengan
muatan nilai simbolis yang sarat dengan makna sehubungan dengan fungsi
spiritual.
Gerabah tercipta sebagai salah satu usaha
manusia untuk mengatasi kesulitan dalam kehidupannya terutama yang berkaitan
dengan tuntutan perlunya sebuah wadah yang berfungsi praktis sebagai tempat
menaruh bahan-bahan makanan, alat masak, dan lainnya. Kebudayaan yang
berkembang dan dimiliki manusia umumnya disadari sebagai suatu perpaduan dari
berbagai sistem yang menunjuk adanya kesinambungan dari hasil budidaya masa
lalu.Dalam hal ini, telah berabad-abad tanah liat digunakan sebagai bahan yang
dipakai untuk membuat wadah melalui teknik sederhana sebagai alat dan barang yang
dapat dipakai sehari-hari di rumah. Selanjutnya seni kerajinan gerabah
mengalami proses yang diilhami oleh kebutuhan manusia yang meningkat seiring
perkembangan zaman.
Gerabah sebagai produk seni telah
berkembang menjadi bentuk yang lebih indah sebagai penunjang dalam kehidupan.
Di samping itu, produk yang dihasilkan terus mengalami perbaikan bentuk dengan
desain baru berdasarkan pengalaman batin perajin. Karya seni yang dihasilkan
adalah ungkapan jiwa yang kreatif, bukan sekedar objek melainkan sebuah hasil
renungan mendalam mengenai segala sesuatu yang ada, selanjutnya nilai bentuk
dalam karya tersebut merupakan cerminan dari kualitas kepandaian dan
kreativitas dalam memvisualkan ide atau gagasannya (Soedarso, Sp.,2006 :129).
Salah satusentrakerajinangerabah
di Bali adalahDesa Pejatenyang terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten
Tabanan, berada 5 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan 8 km dari Kota
Tabanan. Perkembangan Desa Pejaten sebagai sentra
industri seni kerajinan gerabah tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada
aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang berlangsung secara dinamis
dan berkesinambungan. Seni kerajinan gerabah diPejaten menjadi mata pencaharian penduduk
setempat, selain bertani. Keterampilan
yang diperoleh sejak lama dan turun temurun merupakan keterampilan tangan yang
spesifik.
Produksikerajinangerabah
di Bali banyak berkaitan dengan pelaksanaan
suatu upakara Agama Hindu misalnya sebagai tempat tirta (coblong),
tempat perapian (pasepan), tempayan (paso, pane), periuk (payuk),
gentong, tempat air (caratan) dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan
konsep dalam pembuatan gerabah di Desa Pejaten adalah mengacu pada konsep seni
tradisional.
Perkembangan dan
perubahan seni kerajinan gerabah di Pejatenterus
berlanjut yang bersumber dari dalam maupun dari luar komunitas perajin. Adanya
kontak sosial dan kultural dengan masyarakat di luar komunitas perajin
berpengaruh terhadap kemungkinan hadirnya perubahan (Kontowijoyo, 1987:12).
Dalam hal ini tentu kelangsungan dan perubahan tidak terlepas pula dari
keterlibatan lembaga budaya yang turut andil dalam perubahan yang terjadi.
Hasil pendataan SUCIFINDO pada tahun
2000 bahwa di desa ini terdapat 21 Industri kerajinan gerabah/ keramik dan
tahun 2014 menurut pendataan UPT-PSTKP Bali jumlahnya bertambah menjadi 28 unit
usaha. Beberapa dari usaha kerajinan tersebut yang terkenal di Desa Pejaten
adalah CV. Tanteri Keramik dan UD. Merta
Sedana atau nama yang lebih dikenal dengan nama Gerabah Kuturan.Dua unit usaha
tersebut memiliki mampu mempertahankan eksistensinya, bersaing di pasar dalam
maupun luar negeri. Masing-masing memiliki ciri khas sehingga produk-produk
mereka cukup digemari, Tanteri Keramik menonjolkan produk berupa keramik dengan
pembakaran suhu tinggi, sedang Kuturan
menonjolkan produk-produk tradisional berupa gerabah dengan pembakaran suhu
rendah.
Dalam penciptaan produk
kerajinan, Gerabah Kuturan terkenal dengan mimiliki gerabah dengan bentuk khas
yang lebih dikenal dengan gerabah “gaya Kuturan”. Inovasi kerajinan gerabah ini
telah dilakukan sejak lama di Desa Pejaten, semenjak barang-barang gerabah
telah banyak digantikan oleh
barang-barang dari bahan logam, plastik dan kaca. Inovasi bentuk gerabah bermula dari ideMangkuKuturan yang merubah bentuk jun menjadi patung.Patunginiberbentukmanusiamemvisualkanaktifitasbudaya
Bali
sepertibermainmusiktradisionallengkapdenganperalatannya.Menurutceritaperajinini,
patungtersebutadalahhasilkreatifitaspanjang,
diawalidengankebosananmerekamelihatprodukgerabahberupajun, kemudianbendatersebutdibalikdengankepalakebawah. Kemudian di
atasnyaditambahbulatan / setengahlingkaran yang
dipungsikansebagaikepala.Kepalakemudiandisempurnakandenganpenambahantangan,
kaki, alatmusiksertadenganperlengkapanpakaian.Penampilannyasederhananamunmemilikikekhasantersendiri
yang tidakdimilikiolehpatunggerabahhasilperajinlainnya di Bali.
Dengan adanya salah
satu contoh inovasi tersebut, produk kerajinan gerabah Kuturan masih dapat
mempertahankan eksistensinya sampai saat ini, gerabah-gerabah yang dipesan biasanya
digunakan sebagai hiasan interior maunpun eksterior misalnya sebagai pelengkap
taman. Pada tesis yang ditulis oleh Jayanti (2015) yang berjudul “ Eksistensi Produk Kerajian
Keramik Tanteri’s di desa Pejaten Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan”, dinyatakan
bahwa eksistensi perusahaan tidak lepas dari proses produksi dengan peran
teknologi tepat guna, skill dan pengalaman perajinnya dalam menciptakan produk
keramik menghasilkan produk berkualitas dan berkuantitas tinggi. Proses
produksi yang menerapkan teknologi modern dilakukan dengan proses dan menajemen
yang baik adalah faktor peneyebab eksisnya perusahaan. Pengaruh lingkungan
seperti potensi alam dan seni budaya di Desa Pejaten serta peran pemerintah
dalam mengkondisikan keramik sebagai produk kerajinan juga merupakan faktor
pendukung eksisnya perusahaan tersebut.
Melihat referensi
tersebut maka kajian mengenai inovasi kerajinan gerabah Kuturan yang berlokasi
di Desa yang sama yaitu Pejaten, akan dikaji mengenai inovasi bentuk
gerabah yang dilakukan di industri
gerabah Kuturan, estetika bentuk gerabah Kuturan, gagasan atau ide dalam
inovasi bentuk produk gerabah, ide yang menjadi konsep penciptaan gerabah. Dari
pemaparan diatas maka teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini
adalahteori estetika bentuk, teori semiotika,teori pembentukan keramik, teori
dekorasi keramik dan teori pemasaran.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas , dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana bentuk inovasi
produk pada Gerabah Kuturan?
1.2.2. Bagaimana estetika bentuk produk
kerajinan gerabah Kuturan setelah dilakukan inovasi ?
12.3. Apakah gagasan atau ide yang
menjadi konsep dalam melakukan inovasi produk pada gerabah Kuturan ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah mengenai inovasi produk kerajinan gerabah Kuturan, maka tujuan
penelitian untuk mengetahui :
1.3.1. Bentuk inovasi produk pada Gerabah Kuturan.
1.3.2. Estetika bentuk produk kerajinan
gerabah Kuturan setelah dilakukan inovasi.
1.3.3. Gagasan atau ide yang menjadi
konsep dalam melakukan inovasi produk pada gerabah Kuturan.
1.4.
Manfaat
1.4.1
Manfaat teoritis
Secara
teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi mengenenai kerajinan
khususnya gerbah yang terdapat di Kabupaten Tabanan tepatnya Di Desa Pejaten,
dimana kerajinan gerabah di Desa ini telah dilakoni secara turun-temurun
sebagai warisan budaya bangsa yang masih dapat dipertahankan keberadaannya
dengan inovasi-inovasi yang dilakukan perajinnya. Penelitian ini juga dapat
menjadi referensi bagi seniman atau perajin dalam sebagai acuan dalam mengali
ide agar dapat menghasilkan produk-produk yang kreatif dan inovatif.
1.4.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi kepada pelaku seni, perajin atau instansi terkait seperti
BTIKK, Desperindag, sehingga dapat diterapkan untuk memajukan dan
mempertahankan keberadaan industri gerabah khususnya di Bali.
DAFTAR
PUSTAKA
SUCOFINDO. 2000.Profil Perajin Keramik Seni di Bali.
Jakarta : PT Sucifindo
Soedarso
Sp., 2006.Trilogi Seni: Penciptaan,
Estetika, dan Kegunaan Seni, BP ISI Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar